Concorde

Sabtu, 10 April 2010


Fuel consumption:35 lbs per km
Passenger seats:120
Max range:7500 km
Cruise speed:2124 km/h



AĆ©rospatiale-BAC Concorde adalah sebuah pesawat supersonik satu di antara dua pesawat penumpang supersonik yang pernah melayani secara komersial. Concorde memiliki kecepatan jelajah 2,04 Mach dan ketinggian terbang 60.000 kaki (17.700 meter) dengan konfigurasi sayap delta dan evolusi mesin yang dilengkapi dengan afterburner awalnya dikembangkan untuk pengebom strategis Avro Vulcan. Dia merupakan pesawat masyarakat pertama yang dilengkapi dengan sistem kontrol terbang-dengan-kabel. Penerbangan komersial, dioperasikan oleh British Airways dan Air France, dimulai pada 21 Januari 1976 dan berakhir pada 24 Oktober 2003, dengan penerbangan terakhir pada 26 November tahun itu.



PERISTIWA

25 Juli 2000, sebuah perusahaan Jerman mencarter pesawat supersonik Concorde. Pesawat dengan tujuan penerbangan New York itu mengangkut 100 penumpang. Dari New York, dengan menggunakan kapal pesiar, para penumpang akan melanjutkan perjalanannya ke Karibia.

Namun hanya dua menit sesaat setelah pesawat itu lepas landas dari bandara Paris, penerbangannya berakhir dengan sebuah bencana. Seorang saksi mata menceritakan, "Ketika melintasi landasan pacu Concorde itu sudah terbakar. Namun sebuah gedung menghalangi pandangan kami. Lalu pesawat itu lepas landas, meluncur sesaat, kemudian seperti batu, pesawat itu jatuh dari langit.“

Dengan membawa sedikitnya 100 ton bahan bakar pesawat itu menimpa sebuah hotel. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang dan 9 awak kapal serta empat orang lainnya di darat.

Selasa (02/029, sepuluh tahun kemudian, pengadilan desa Pontoise dekat ibukota Paris, Perancis, akan menyelidiki siapa yang bersalah atas jatuhnya pesawat itu.

Dalam empat bulan ke depan penyelidikan itu tidak akan dibahas mengenai korban yang jatuh, karena sepuluh bulan setelah kecelakaan, sebagian besar keluarga korban sudah mendapat ganti rugi. Maskapai Perancis Air France dan perusahaan lainnya membayar ganti rugi senilai 115 juta Euro. Kini organisasi korban Concorde berspekulasi, waktu itu Air France hanya bersedia membayar ganti rugi dengan persyaratan tertentu. Salah satunya adalah keluarga korban tidak boleh tampil di pengadilan sebagai penuntut tambahan. Sebuah pernyataan yang disanggah keras oleh pengacara Air France.

Yang dibahas dalam proses kali ini terutama adalah kesalahan teknis yang menyebabkan jatuhnya pesawat. Barang bukti yang terpenting bagi pihak penggugat adalah sebuah lempengan titanium yang tergeletak di landasan pacu. Lempengan itu merupakan bagian dari pesawat maskapai milik Amerika Serikat, Continental, yang lepas ketika lepas landas.

Kini perusahaan penerbangan Continental dan dua bekas pegawainya duduk di kursi tertuduh. "Continental Airlines tidak bersalah atas kecelakaan itu. Namun memang, demi citra baik Concorde, yang merupakan permata Perancis, sangatlah mudah untuk mengalihkan tanggungjawab ke sebuah perusahaan asing,“ demikian Olivier Metzner, seorang pengacara terkenal yang mewakili pihak tertuduh.

Continental diancam denda uang dan kedua pegawainya diancam hukuman penjara hingga lima tahun. Apakah mereka akan dihukum masih belum jelas. Karena pengacara Continental Olivier Metzner akan mengundang 28 saksi yang akan membuktikan, bahwa Concorde itu sudah terbakar sebelum melindas lempengan titanium itu ketika melintasi landasan.

Salah seorang saksi, Philippe Martin, yang saat itu bertugas sebagai pemandu penerbangan di menara pengawas, memaparkan, "Tiba-tiba kami mendengar getaran yang luar biasa. Perhatian kami tertuju pada pesawat itu. Ketika saya mengalihkan pandangan saya ke pesawat itu, nampak api sudah berkobar. Posisi pesawat kira-kira satu kilometer dari tempat startnya.“

Dan itu terjadi 700 meter sebelum posisi ditemukannya lempengan titanium yang jatuh dari pesawat Continental.

Sementara itu, jaksa penuntut menggugat dua orang lainnya, yang menurutnya juga bersalah dalam kecelakaan. Mereka adalah dua insinyur yang membangun Concorde itu dan mereka tidak bertindak dalam kejadian sebelumnya yang hampir mencelakakan pesawat Concorde lainnya. Termasuk seorang insinyur dari kantor pengawas perhubungan udara. Ia juga tidak mengindahkan banyak peringatan tentang roda pesawat yang gembos dan kerusakan pada sayap pesawat Concorde.

Johannes Duchrow/Andriani Nangoy

Labels:

0 komentar:

Posting Komentar